Breaking News

Masyarakat Kecamatan IV Jurai Pessel Minta PT. Tigo Padusi Hentikan Aktifitas Galian C

 


Tabloidbijak.co - Puluhan masyarakat Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat meminta pihak perusahaan galian C di Nagari Koto Rawang menghentikan aktivitasnya, Jumat (31 Mei 2024.)

Polres Pessel beserta Polsek IV Jurai menggelar pengamanan dan pendampingan pelaksanaan aksi damai tersebut, dipimpin Kabag Ops Polres Pessel Kompol Allan Budi Kusumah Katinusa, S.I.K didampingi Kapolsek IV Jurai dan personelnya.


Permintaan penghentian aktivitas galian C ini dilakukan warga dengan aksi damai atau berdemo ke lokasi tambang. Warga tersulut amarah, karena sejak pasca banjir pihak perusahaan tetap beroperasi, meski warga masih berduka.


Aksi puluhan masyarakat berlangsung sejak pukul 09.00 WIB. Mulai dari long march, warga meminta aktivitas galian dengan berorasi di lokasi tambang galian C dan bubar sekitar pukul 11.30 WIB.


Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Tasril mengungkapkan, demo yang dilakukan warga dari Kampung Salido Ketek dan Nagari Koto Rawang itu adalah bentuk penolakan warga terhadap aktivitas galian di kawasan itu.


Menurutnya, sejak adanya aktivitas galian C hingga kini, masyarakat jadi sulit menanam padi di sawah. Pasal nya, hampir sekitar 50 hektar areal sawah tiga nagari di sekitar area tambang itu menjadi kering.


“Kalau sawah kita terdampak masuk Salido Ketek dan Koto Rawang ada sekitar 50 hektar lebih kurang. Bahkan sudah ada yang ditimbun batu semua akibat banjir kemarin, sehingga masyarakat tidak bisa mengolah,” ungkapnya.


Adanya dampak yang terjadi itu. Pihaknya dari perwakilan masyarakat meminta pihak perusahaan untuk tidak melanjutkan aktivitas. Karena menurut, aktivitas sudah merusak lingkungan.


“Jadi dari sini kami minta kerendahan hati perusahaan mendengarkan aspirasi masyarakat. Kami ingin tidak ada lagi aktivitas galian C dan harus dihentikan,” ujarnya.


Sementara itu, pengelola PT. Tigo Padusi, Abdul Kadir membantah tuduhan masyarakat terhadap aktivitas galian C yang dilakukannya.


Menurutnya, fasilitas dan areal persawahan yang rusak di nagari itu rusak akibat dampak bencana yang terjadi di nagari itu.


“Itu bohong. Nggak ada. Itu sawah di depan. Saya di sini setiap mengadakan penggalian. Orang tetap ke sawah. Kalau itu kita sudah tau secara umum. Bukan di sini saja terjadi. Masjid terkena longsor itukan bencana alam. Bukan karena kita,” terangnya.


Menyikapi perkembangan situasi dilapangan kepolisian melalui Polres Pessel langsung berinisiatif memfasilitasi antara peserta aksi damai dan pemilik tambang untuk melakukan mediasi atau pertemuan secara baik – baik.


Meski demikian dengan adanya pertemuan pihak Galian dan Warga yang juga dihadiri pejabat Polres dan Polsek dan Ketua KAN, dengan kesempatan bersama akhirnya aktivitas tambang dihentikan untuk hari ini.


Kabag Ops Polres Pessel Kompol Allan Budi Kusumah Katinusa, S.I.K mengatakan, dengan adanya aspirasi ini kami berharap kedua belah saling mengerti dan melanjutkan mediasi kembali, nantinya kami bersedia untuk hadir dalam mencari solusi yang terbaik bagi masyarakat dan kegiatan hari ini berlangsung lancar dan aman, selanjutnya kita menunggu perkembangan untuk mencari titik temu antara keduanya, ungkap Kabag Ops.

No comments