Goenawan Mohamad merasa dibodohi Presiden Jokowi. Dia kecewa sekali
Tabloidbijak.co - Penulis dan Budayawan Goenawan Mohamad merasa dibodohi Presiden Jokowi. Dia kecewa sekali.
Sebuah pesan Goenawan Mohamad merasa dibodohi Jokowi beredar di Grup whatsapp para elite nasional (1/11/2023).
Berikut pesan pendek Goenawan Mohamad kepada kalangan teman jika dia merasa dibodohi Jokowi:
Saya dulu memilih Jokowi dan bekerja agar dia menang. Tapi kini saya merasa dibodohi. Jika nanti Prabowo Gibran atau Jokowi menang, kita dan generasi anak kita akan mewarisi kehidupan politik yang terbiasa culas, nepotisme yang menghina kepatutan. Saat lembaga hukum melayani kekuasaan. Saya bertekad mengalahkan dan menggagalkan sandiwara ini. Tadinya saya mau pasif. Hanya melukis dan menulis, golput. Tapi yang dipertaruhkan Pilpres 2024 begitu besar. Sebuah Tanah Air dan sejumlah nilai kebajikan. Sebuah generasi baru yang berjuta-juta. Saya putuskan untuk dalam usia lanjut ini ikut mereka yang melawan untuk perbaikan. Mudah-mudahan teman bersama saya.
Ya, kata Goenawan, "Itu tulisan saya," ungkap dia saat wawancara dengan Rosi Silalahi di Channel Kompas TV (2/11/2023).
Goenawan menilai sebaik-baiknya seorang Presiden pasti meninggalkan pekerjaan, "Tapi biarkan orang lain yang menuntaskan," ucapnya.
Saya bukan anti anak muda, kata Goenawan Mohamad, "Ini soal kredibilitas," ucapnya.
“Jika saya harus memilih antara Gibran dan Mahfud MD, "Tentu saya pilih Mahfud," kata dia.
Atau anak muda lain yang jauh lebih baik, "Seperti Emil Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), berusia 39 tahun," ungkap dia.
Saya sedih, ucapnya, "Ketika semakin jelas Jokowi tak memenuhi janji," Goenawan Mohamad pun merasa dibodohi.
Air mata Goenawan Mohamad mengalir di bawah kantung mata. Dia menangis,"Jokowi tak bisa dipercaya. Lalu pada siapa lagi kita percaya," ucapnya. Suaranya berat.
Sulit dipercaya, seorang Goenawan Mohamad menangis. Budayawan dan Pendiri Majalah Tempo yang disegani kalangan jurnalis begitu kecewa pada Presiden Jokowi.
Bersama Rosi Silalahi di Kompas TV (2/11/2023), Goenawan Mohamad menangis.
Dia tak kuasa menahan emosi. Perasaannya meledak, dia menangis. Pria berusia 82 tahun yang dikenal tegas, kini tenggelam dalam kesedihan.
Masih dengan suara berat, Goenawan bercerita kejadian yang membuat dia sedih dan menangis.
Erry Riyana Hardjapamekas, mantan pimpinan KPK dipanggil Pak Jokowi, cerita Goenawan,"Kejadiannya sebelum MK umumkan batas usia Cawapres," ucapnya.
Melihat dinamika politik, Jokowi bertanya pada Erry, "Saya harus kerjakan apa?," cerita Erry pada Goenawan Mohamad.
Erry pun beri masukan, "Begini saja Pak. Kalau nanti MK putuskan Gibran lolos. Bapak beritahu Gibran jangan maju. Lalu kembali ke Solo sebagai Wali Kota dan tetap bersama PDIP," saran Erry.
Presiden setuju. Lalu minta Mensesneg Pratikno ingatkan, "Catat Pak Pratik," perintah Jokowi.
Dia bahagia sekali," kata Goenawan saat Erry bercerita. Prahara Mahkamah Konstitusi dapat dicegah.
Mendengar jawaban Presiden buat Erry Riyana begitu senang.
"Dia bahagia sekali," kata Goenawan saat Erry bercerita. Prahara Mahkamah Konstitusi dapat dicegah.
Tapi nyatanya? "Semua hanya dusta," kata Goenawan, lalu siapa lagi yang bisa kita percaya.
KPK dan Mahkamah Konstitusi tak bisa dipercaya, lalu Presiden yang kita sayangi juga tak bisa dipercaya.
"Lalu pada siapa kita bisa percaya," kata Goenawan Mohamad.
Ini krisis kepercayaan hebat di negara ini, "Konflik jadi ancaman di tengah masyarakat," ungkap Goenawan.
Saat Pemilu 2019, kata Goenawan, kita alami konflik, "Bersyukur ada wasit yang bisa dipercaya. Kalau sekarang, siapa yang kita percaya," ucapnya.
Dia begitu cemas dengan keselamatan rakyat dan bangsa Indonesia. Ini mengapa seorang Goenawan Mohamad menangis.
No comments