Breaking News

Diundang di makan siang Mata Najwa: Adian Napitupulu, Fahri Hamzah, dan Effendy Choirie atau biasa dipanggil Gus Choi


Tabloidbijak.co - Sengaja, kali ini Mata Najwa konsepnya berbincang sambil makan siang. Tim Mata Najwa memang recreate atau merekonstruksi set jamuan dari Presiden Jokowi ketika tempo lalu mengundang makan siang ketiga capres.

Bedanya, Mata Najwa sengaja enggak menyediakan sambal, karena nanti mungkin pedasnya dari omongan satu sama lain. 

Najwa Shihab atau yang akrab dipanggil Mbak Nana, mengadakan jamuan makan siang yang diadakan pada Kamis (2/11) live di YouTube channel Najwa Shihab. Jamuan makan siang tersebut sengaja menghadirkan Adian Napitupulu selaku perwakilan partai PDI Perjuangan, Fahri hamzah dari partai Gelora, dan Efendi Choirie dari partai Nasdem.

Ketiga politisi yang berada di meja bundar bersama presenter Mata Najwa tersebut dianggap mewakili dari ketiga bacapres yang juga diundang oleh Jokowi. Dengan Sengaja, perjamuan yang diadakan Mbak Nana ini dibuat dengan merekonstruksi jamuan makan siang yang diadakan oleh presiden Jokowi pada Senin lalu, (30/10/2023).

Ornamen yang digunakan sampai makanan yang disuguhkan dibuat sengaja sama persis seperti yang dihidangkan oleh Presiden kepada tiga bacapres. Dalam jamuan yang diadakan tersebut, putri dari Quraish Shihab itu memulai dengan mempersilakan ketiga politisi yang diundang untuk mencoba makanan yang disuguhkan.

Pembicaraan yang diadakan dalam jamuan tersebut cukup santai walaupun banyak membahas isu-isu yang sedang hangat dibicarakan baru-baru ini. Isu-isu yang dibawakan pertama kali adalah arti dari perjamuan makan siang dalam nilai politik. Ketiga tamu menyampaikan perbedaan pandangannya dalam mengartikan jamuan makan siang dari kacamata politik.

Selain itu, pembicaraan semakin mengalir saat Mbak Nana mengajukan pertanyaan sejauh mana potensi penyalahgunaan alat negara di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pembahasan semakin dalam sampai ketiga tamu yang diundang mulai berhenti menyantap jamuan makanan dan mengikuti alur pembicaraan yang mengalir.

Adian juga banyak bercerita tentang kedekatannya dengan Presiden yang mulai terkikis karena laki-laki yang memakai syal merah tersebut merasa sudah semakin tidak mengenal Jokowi.

Gus Choi Juga menjawab pertanyaan dari Najwa Shihab terkait pernyataan Anies Baswedan yang dengan jelas menuturkan agar netralisasi dalam pemilihan PilPres 2024 yang diinginkan benar-benar terlaksana.

Percakapan yang paling panas dibicarakan oleh masyarakat mengenai keputusan MK yang dinilai sengaja dibuat untuk satu orang pun di meja bundar ini dibahas. Berawal dari keberatan yang diutarakan oleh wakil ketua tim koordinasi relawan partai PDI Perjuangan ini terhadap sikap Jokowi yang menurutnya sengaja membuat keputusan MK hanya untuk satu orang.

Disikapi sebaliknya oleh Fahri Hamzah yang mengatakan keputusan yang telah dibuat MK mungkin secara kebetulan cocok dengan salah satu warga Indonesia yang bersangkutan. Perbedaan pendapat antara ketiga politisi ini diutarakan dalam suasana yang santai, ramah, dan tidak berapi-api.

Penempatan ruangan dan suasana yang diusung oleh tim Najwa Shihab pada acara debat kali ini berhasil menjadi pencair suasana debat yang pada umumnya bersifat tegang. Sampai artikel ini ditulis, video yang diunggah langsung di channel Najwa Shihab ini sudah mendapatkan 5.000 komentar lebih dari Netizen.

Antusias Netizen dalam mengikuti perkembangan politik saat ini sudah mulai banyak berkembang dan diminati bahkan dari kalangan anak muda. Bukan hanya komentar, sampai saat artikel ini dibuat, penonton dari video Debat Makan Siang tersebut telah mencapai 386 ribu penonton dan akan terus bertambah.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengatakan bahwa bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yakni Gibran Rakabuming Raka merupakan simbolisasi rekonsiliasi antara bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.

"Pak Prabowo ingin mempertahankan koalisi besarnya sebagai pertahanan atau mempertahankan rekonsiliasi yang terjadi pada 2019. Maka wakilnya Pak Prabowo adalah sesuatu yang mesimbolisasi rekonsiliasi yang pernah ada antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (26/10).

Fahri mengatakan bahwa sosok Gibran mengantongi kategori-kategori yang merepresentasikan rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo sehingga akhirnya dipilih sebagai bakal cawapres dari KIM.

"Kalau tidak ambil dari partai-nya juga bisa orang yang bisa di-endorse atau terasosiasi dengan beliau. Nah, partai-nya kan PDIP, kebetulan Mas Gibran itu dapat dua-duanya. Jadi dia kader PDIP juga pada saat yang bersama, dia juga dekat dengan Pak Jokowi karena beliau adalah istilahnya anak biologis dan ideologis dari Pak Jokowi kan, tentu akan didukung," ujar Fahri.

Fahri mengaku bahwa nama Gibran sedianya telah mencuat sejak awal dalam pembahasan di internal KIM, bahkan sebelum Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan terkait syarat dan batas usia calon presiden dan calon wakil presiden pada Senin (16/10). Persetujuan atas Gibran sebagai bakal cawapres dari KIM, lanjut dia, semakin mantap setelah MK akhirnya memutuskan mengabulkan sebagian permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengenai batas usia calon presiden dan calon wakil presiden.

"(Pembahasan) siapa wakilnya, ini yang kami bahas agak lama, tapi terakhir itu mengarah kepada kesepakatan bahwa ini mesti figur yang secara riil merepresentasikan rekonsiliasi antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi, dan memang calon terkuatnya Gibran. Sejak itu calon terkuatnya Gibran, cuma kan orang melihatnya ada gugatan di MK, menang atau tidak gitu. Nah, begitu menang, jadi klop," tuturnya.

Fahri optimistis publik akan mendukung gagasan rekonsiliasi tersebut dengan Gibran Rakabuming sebagai representasi-nya, sebagaimana torehan hasil survei yang menunjukkan dukungan publik adanya rekonsiliasi dan keberlanjutan.

"Kami bersyukur bahwa platform rekonsiliasi ini rupanya diterima oleh publik, bahwa keberlanjutan sambil menjaga persatuan itu rupanya diterima oleh publik, dan itulah yang menyebabkan ada optimisme di Koalisi Indonesia Maju bahwa publik pada akhirnya akan memilih jalan tengah, jalan rekonsiliasi dan persatuan ini," kata Fahri.

Sebelumnya, bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftarkan diri ke KPU RI pada Rabu (25/10). Prabowo-Gibran menjadi pasangan ketiga yang mendaftar ke KPU RI. Sebelumnya pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang sudah mendaftar serta melakukan pemeriksaan kesehatan.

No comments