Breaking News

Warga Hancurkan Rumah Pelaku Pencabulan 20 Anak di Pasaman Barat


Tabloidbijak.co - Warga yang emosi menghancurkan rumah pelaku berinisial RP (25 tahun). Warga Nagari Bahagia Padang Galugua, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, menghancurkan rumah terduga pelaku pencabulan terhadap 20 orang anak. Massa menghancurkan rumah pelaku berinisial RP (25 tahun).

Massa emosi karena ulah pelaku merusak anak-anak yang usianya masih sembilan sampai 10 tahun. Wali Nagari Bahagia Padang Galugua, Ali Fitra, membenarkan rumah pelaku itu telah diratakan oleh warga.

Hanya saja, Ali enggan berkomentar banyak terkait insiden itu. "Iya. Itu kan sesuai yang keluar di media. Iya karena emosi," kata Ali di Kabupaten Pasaman Barat, Rabu (4/10/2023).

Ali tidak mengetahui pasti keberadaan keluarga pelaku. Saat massa mendatangi kediaman pelaku, sambung dia, keluarganya tidak berada di rumah. "Keluarganya pelaku kurang jelas keberadaannya. Yang jelas tidak di kampung ini lagi. Tidak ada di rumah," ujar Ali.

Kasus itu telah diserahkan sepenuhnya ke Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Pasaman. Berdasarkan data pihak kepolisian untuk sementara ada 20 anak yang menjadi korban pencabulan.

Jumlah itu kemungkinan terus bertambah karena hasil visum terhadap sejumlah anak lainya masih menunggu. Kapolres Pasaman, AKBP Yudho Huntoro, mengaku enggan berkomentar terkait insiden perusakan rumah pelaku. Pihaknya masih fokus terhadap kasus pencabulan yang dilakukan pelaku.

Menurut dia, pelaku pencabulan tersebut saat ini telah diciduk dan menjalani pemeriksaan di Mapolres Pasaman. Yudho mengungkap, polisi masih menantikan hasil visum terhadap beberapa anak lainnya. "Pelaku sudah ditangkap. Besok lengkapnya rilis, berikut dengan barang bukti," ucap Yudho.

Dia menyebutkan, penyidik juga masih mendalami modus pelaku melakukan pencabulan. Pemeriksaan terhadap pelaku, akan melibatkan psikiater. "Kami besok akan mendatangkan psikiater. Hasil sementara masih 20 anak jadi korban. Karena sisanya masih pengecekan dokter," ujar Yudho.

Mayoritas anak yang menjadi korban cabul adalah yang tinggal di sekitar rumah pelaku. Aksi cabul pelaku juga dilakukan di sekitar rumahnya tersebut.

Visum terhadap beberapa anak lainya dilakukan di rumah sakit di Kota Bukittinggi. Yudho menegaskan pihaknya fokus mendalami kasus ini.

"Kami fokuskan masalah pencabulan ini. Makanya masih menunggu (visum anak lainya). Visum dilakukan di Kota Bukittinggi. Di Pasaman tidak ada visum terhadap kasus kekerasan anak korban asusila ini," kata Yudho.

No comments