Gubernur Mahyeldi Presentasikan Inovasi Lilaku 4 GH kepada Tim Penilai Independen KemenPANRB, Ia Berharap Menjadi Yang Terbaik Tingkat Nasional
Tabloidbijak.co - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah berharap inovasi Lilaku 4 GH (Limbah Layakku Menuju Green Hospital) yang digagas oleh RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi menjadi inovasi pelayanan public yang terbaik ditingkat nasional. Ia menyebut, inovasi itu tidak hanya baik untuk lingkungan tapi juga bisa menekan biaya penanganan limbah di internal rumah sakit.
“Penanganan limbah infeksius menggunakan Inovasi Lilaku 4 GH, bisa menjadi solusi untuk lingkungan dan keuangan rumah sakit. Kita berharap ini bisa menjadi inovasi pelayanan publik yang terbaik secara nasional,”harap Gubernur Mahyeldi di Padang, Senin (3/7/2023).
Ia menjelaskan, Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) untuk menilai inovasi pelayanan publik yang digagas oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD se Indonesia.
Untuk tahun 2023 ini, berdasarkan surat pengumuman Deputi Bidang Pelayanan Publik KemenPANRB No. B/308/PP.00.05/2023 tertanggal 16 juni 2023, telah terpilih sebanyak 99 inovasi pelayanan public terbaik sebagai finalis secara nasional. Dari 99 inovasi yang terpilih tersebut, salah satu diantaranya adalah inovasi Lilaku 4 GH yang digagas oleh RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
Saat ini proses penilaiannya masuk ketahap presentasi dan wawancara bersama Tim Panel Independen (TPI). Dalam tahapan ini, Gubernur Mahyeldi bersama Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Busril, Kepala Biro Organisasi Fitriati M dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asben Hendri memaparkan tentang sejarah lahirnya inovasi Lilaku 4 GH dan mekanisme teknis pengoperasiannya kepada para panelis secara daring atau melalui zoom meeting.
"Kita telah paparkan kepada para panelis melalui zoom meeting dengan sebaik mungkin, semoga hasilnya sesuai dengan harapan kita bersama," kata Mahyeldi.
Dalam pemaparan yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Eko Prasojo, Gubernur Mahyeldi menegaskan inovasi Lilaku 4 GH, tidak hanya ramah terhadap lingkungan tetapi juga dapat menekan biaya penanganan limbah di internal rumah sakit.
"Inovasi Lilaku 4 GH ini selain dapat meminimalkan polusi dan cemaran lingkungan juga bisa menghemat pengeluaran rumah sakit dalam penanganan limbah infeksius," tegas Mahyeldi.
Ia menyebut, menurut informasi dari tenaga ahli pengelolaan limbah dengan menerapkan inovasi Lilaku 4 GH tersebut, limbahnya tidak membahayakan lingkungan sekitar. Bahkan, dapat digunakan untuk memelihara ikan.
Gubernur Mahyeldi juga menyampaikan, kedepan teknologi yang sama akan diterapkan secara masif pada seluruh rumah sakit dan puskesmas lainnya di Sumbar. Ia mengaku, permintaan tersebut telah pernah ia sampaikan kepada jajarannya di Dinas Kesehatan Provinsi untuk dilakukan kajian.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, drg. Busril, MPH, menyampaikan bahwa inovasi LILAKU 4 GH itu merupakan bahagian dari upaya Pemprov. Sumbar menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai rumah sakit ramah lingkungan.
"Kami terus berupaya untuk menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar lebih ramah lingkungan, salah satu caranya melalui program Lilaku 4 GH ini," ungkap Busril.
Ia menuturkan untuk pengolahan limbah cair, pihaknya telah mengolah sesuai inovasi Lilaku 4 GH dengan menggunakan alat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sehingga aman untuk lingkungan. Sedangkan untuk limbah padat, ia mengakui memang masih melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
Menurutnya, semenjak tahun 2018 s/d 2022, RSUD Dr. Achmad Mochtar telah berhasil mendaur ulang 19 ton limbah botol infus yang tidak terkontaminasi cairan tubuh, dengan itu pihaknya berhasil menekan pengeluaran untuk pengolahan limbah infeksius sebesar 20% atau setara dengan Rp. 257.750.100,-.
Tidak hanya itu, melalui pengolahan tersebut pihaknya juga berhasil memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp. 20.251.270,- dari penjualan hasil olahan limbah botol infus yang total beratnya mencapai 3.115,58 kg.
"Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari inovasi pengolahan limbah ini, tidak hanya penghematan tapi juga ada pendapatan disana" jelas Busril. (adpsb)
No comments